Dampak Gaya Komunikasi Kepemimpinan Terhadap Kinerja Organisasi

Oleh : Ni Kadek Kenly Fajarina Kusuma Udayani

Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi dan Bisnis  Dwijendra University

Gaya Kepemimpinan dalam Organisasi memiliki peran penting karena menjadi salah satu hal yang menentukan dalam keberhasilan organisasi. Namun, Indonesia menjadi bagian dari negara yang berdasarkan hukum dan adat istiadat membuat kepemimpinan sering kali dikaitkan dengan etika yang ada, sehingga munculah istilah kepemimpinan yang etis. Seorang pemimpin etis jujur, bertanggung jawab, dan memperlakukan semua orang dengan adil karena mereka membuat penilaian berdasarkan standar etika yang diterima secara universal dan mempertimbangkan kebaikan masyarakat yang lebih besar.

Pemimpin itu diharapkan mempunyai kemampuan memengaruhi, memberi petunjuk, dan mampu menentukan individu untuk mencapai tujuan. Sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memimpin. Kepemimpinan meliputi proses memengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku anggota untuk mencapai tujuan, memengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Dari perilaku organisasi juga terdapat kepemimpinan dalam organisasi yang berisi tentang kepercayaan bukan hanya untuk pemimpin organisasi saja, tetapi terhadap semua kalangan yang ada di dalam organisasi dengan memberikan kepercayaan untuk melaksanakan tugas atau tanggung jawab yang diberikan, sehingga pemimpin dan karyawan dapat bekerja secara harmonis.

Gaya kepemimpinan yang dilakukan bersumber pada hati nurani, nilai-nilai norma, etika, kebebasan, pemberian kepercayaan, pengawasan,  siap menerima kritik, saran  yang bersifat membangun, tegas dan menghormati kreativitas, inovasi dan motivasi. Gaya  kepemimpinan  tersebut  berdampak    pada  peningkatan  kinerja  yang  meliputi peningkatan   kompetensi   profesional, peningkatan   kompetensi   kepribadian   dan peningkatan kompetensi sosial.

Adapun gaya kepemimpinan yang tidak berdampak pada  kinerja  adalah  gaya  kepemimpinan  yang  tidak  punya  rencana  kerja,  sulit menerima  masukan,  tidak  memahami  atau  mengerti  apa  yang  harus dikerjakan, sering terjadi ke tidak jelasan pekerjaan, menimbulkan disharmoni, iklim kerja  yang kurang kondusif, kurang disiplin, dan tidak ada pemberian motivasi, kurang adanya kontrol atau pengawasan. Menjadi pemimpin yang bermoral tinggi adalah penting pada tingkat pribadi. Kurangnya etika seorang pemimpin dapat berakibat fatal bagi reputasi mereka dan reputasi organisasi mereka. 

Meningkatkan gaya komunikasi kepemimpinan adalah proses yang berkelanjutan.  Pemimpin harus terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan dalam lingkungan kerja dan kebutuhan anggota tim.  Dengan fokus pada keterampilan komunikasi, membangun kepercayaan, menerapkan gaya komunikasi yang fleksibel, dan memanfaatkan teknologi komunikasi, pemimpin dapat menciptakan lingkungan kerja yang positif dan produktif, yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.

Menyadari  betapa  pentingnya  kepemimpinan  dalam  organisasi,  maka tidak sembarang orang bisa menjadi pemimpin, tentu  yang memenuhi persyaratan, baik   itu   persyaratan   administratif   maupun   pengalaman   kepemimpinan dalam organisasi.  Hal  tersebut  bisa  berupa  golongan/pangkat,  jabatan  akademik,  atau pernah  menjadi  pejabat  sesuai  dengan prosedur  yang  ada.  Itupun  masih  belum cukup tanpa didukung kecakapan, ketegasan, dan dedikasi serta visi yang kuat dari calon  pemimpin. 

Visi  dimaksud  antara  lain kemampuan memprediksi atau melihat kejadian ke depan. Kemampuan  memprediksi  ke  depan  inilah  yang  tidak  bisa dilakukan oleh setiap orang yang menjadi pemimpin. Apa yang dijelaskan di atas dapat disarikan bahwa kepemimpinan tentu memiliki  berbagai  indikator  yang  menjadi  acuan  yang  tidak  bisa  dilakukan  atau dimiliki  oleh  yang  bukan  pemimpin. 

Secara umum, gaya pimpinan tersebut mengarah ke merayu individu lainnya agar menyampingkan kepentingan individu pada urusan kerja, membentuk keprihatinannya, serta secara bersama-sama mencapai tujuan dan juga memiliki tanggung jawab untuk kemakmuran organisasi. Pernyataan tersebut mengungkapkan jika tanggung jawabnya terpenting dari pimpinan ialah menyampingkan kepentingan pribadinya serta memiliki usaha melaksanakan suatu hal bagi kebutuhan organisasi. Pernyataan tersebut pun selaras pada konseptual pimpinan dengan basis di bidang emosionalnya. Penyataan tersebut memberikan asumsi jika organisasi tersebut dapat memperoleh hasil kerja dengan baik apabila pimpinan bisa memotivasi para anggotanya supaya menyampingkan urusan pribadinya.

Berita ini pernah terbit pada laman sunarpos.com

x  Powerful Protection for WordPress, from Shield Security
This Site Is Protected By
Shield Security